star one
Senin, 12 Desember 2011
DANAU TOBA
Pada zaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang bernama Toba, ia yatim piatu dan bekerja sebagai petani di bagian utara pulau Sumatera. Daerah tersebut sangatlah kering. Selain bertani terkadang Toba suka memancing dan menangkap ikan (Dalam terminology orang Batak disebut mandurung, yang artinya menangkap ikan dengan cara menjaring).
Hingga pada suatu hari ia pergi mandurung. Sudah setengah hari ia melakukan pekerjaan itu namun tak satu pun ikan di dapatnya. Karena hari sudah mulai gelap maka Toba pun bergegas hendak pulang ke rumah. Namun tanpa sengaja ia melihat seekor ikan yang besar dan indah, ikan itu berwarna kuning emas.
Toba menangkap ikan besar itu dan dengan segera membawanya pulang. Sesampainya di rumah karena sangat lapar maka ia hendak langsung memasak ikan itu, namun saat melihat ikan indah itu, dia pun mengurungkan niatnya. Ia lebih memilih untuk memeliharanya. Lalu Toba menaruhnya di sebuah wadah yang besar dan memberi ikan tersebut makanan.
Keesokan harinya seperti biasa, ia pergi bertani ke ladangnya, dan hingga tengah hari ia pun pulang ke rumah dengan tujuan hendak makan siang. Tetapi alangkah terkejut dirinya, ketika melihat didalam rumahnya telah tersedia masakan yang siap untuk dimakan dan tampak terhampar beberapa keping uang emas. Ia sungguh terheran heran. Lama ia berpikir siapa yang melakukan semua itu, tetapi karena perutnya sudah lapar akhirnya ia pun menyantap dengan lahap masakan tersebut.
Kejadian ini pun terus berulang-ulang. Setiap kali ia pulang hendak makan, masakan demi masakan telah terhidang di rumahnya. Hingga pemuda tersebut mempunyai siasat untuk mengintip siapa yang melakukan semua itu.
Keesokan harinya Toba mulai menjalankan siasatnya. Seperti biasanya, dia berangkat dari rumah, seakan mau pergi ke lading. Lalu, ia tiba-tiba melompat dan mulai bersembunyi diantara pepohonan dekat rumahnya. Lama ia menunggu, hingga akhirnya begitu ia ingin keluar dari persembunyiannya, ia melihat mulai ada asap di dapur rumahnya. Dengan perlahan ia berjalan menuju kebelakang rumahnya untuk melihat siapa yang melakukan semua itu.
Toba sangat terkejut ketika ia melihat ada seorang wanita yang sangat cantik dan berambut panjang sedang memasak didapur rumahnya. Toba menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri dihadapannya luar biasa cantiknya. Dia belum pernah melihat perempuan secantik itu.
Diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang telah didapat oleh Toba disungai. Kemudian dijelaskan pula bahwa beberapa keping uang emas yang terletak didapur itu adalah penjelmaan sisiknya.
Hingga pada suatu hari Toba si petani melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan itupun ternyata menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal-usul istrinya penjelmaan dari ikan. setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.
Setahun kemudian, mereka dikarunia seorang anak laki-laki yang mereka berinama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas.
suatu hari, anak itu disuruh ibunya mengantarkan nasi keladang untuk ayahnya. Akan tetapi ditengah jalan, sebagian nasi dan lauk-pauknya di makan sang anak. Setibanya diladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, sang ayah sudah merasa sangat lapar maka Toba jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya hanya sisa-sisa.
Amarah Toba semakin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasi itu. Kesabarannya sang ayah jadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil mengatakan.”Anak yang tidak bisa diajar. Tidak tahu diuntung, Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan”
Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya dirumah. Kepada ibunya dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya dia ceritakan pula. mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu.
Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat dipuncak bukit itu. tanpa bertanya lagi, si anak Samosir segera melakukan perintah ibunya. dia berlari-lari menuju kebukit tersebut dan mendakinya.
Lalu sang ibu berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari dari rumah mereka. Ketika dia tiba ditepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat kemudian dia melompat kedalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. pada saat yang sama, sungai itupun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat.
Berselang beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap kemana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Pak Toba tidak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang kemudian hari dinamakan Danau Toba. Dan Pulau kecil ditengah-tengahnya diberinama pulau samosir.
LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
CINDERELA
Pada zaman dahulu ada seorang gadis yang sangat cantik. Ibunya telah meninggal dunia. Tidak berapa lama selepas kematian ibunya itu, ayahnya berkahwin dengan seorang janda yang mempunyai dua orang anak. Ibu tirinya itu sangat garang. Begitu juga dengan kedua orang kakak tirinya. Ayahnya pula selalu keluar bandar untuk berdagang.
Setiap hari dia diperintah oleh ibu tiri dan kedua orang kakak tirinya supaya membuat kerja rumah. Cinderella merasa amat sedih mengenangkan nasib yang melanda dirinya. Tiada tempat untuknya mengadu.
Wajahnya yang cantik itu menjadi comot kerana terlalu banyak membuat kerja dan tidak sempat hendak mengemaskan dirinya. Sedangkan kedua orang kakak tirinya itu hanya tahu bersolek, berpakaian cantik dan berjalan-jalan. Kerana pakaian dan wajahnya yang sentiasa comot itu, kedua orang kakaknya menggelar dia Cinderella.
Pada suatu hari putera raja telah membuat pengumuman akan mengadakan majlis tari-menari di istana. Semua gadis di dalam negeri itu dijemput menghadiri majlis tersebut. Kedua orang kakak tiri Cinderella yang hodoh itu mengambil keputusan hendak menyertai majlis itu.
Oleh kerana mereka tiada baju yang cantik, ibu tiri mereka mengarahkan Cinderella menjahit baju baru untuk kedua-dua orang kakak tirinya itu. Kedua-dua helai baju kakaknya itu dijahit oleh Cinderella. Setelah baju itu siap, kedua kakaknya saling bertekak mengatakan dia yang paling cantik.
“Aku akan memakai baju baldu berwarna merah dengan manik-manik yang cantik. Aku juga akan memakai rantai mutiara yang berwarna putih. Tentu aku kelihatan cantik.”
“Baju aku lebih cantik dari baju engkau!” kata kakak kirinya yang kedua. “Bajuku dipenuhi dengan labuci dan manik. Rantai leherku zamrud berwarna hijau. Sudah tentu aku lebih cantik daripada kau dan dapat menawan hati putera raja!”. “Kau tak akan dapat berkahwin dengan putera raja,” kata kakak tirinya itu sambil tertawa kepada Cinderella.
Cinderella merasa sedih mendengar kata-kata kakak tirinya itu. Kedua orang kakak tirinya itu tergesa-gesa pergi sambil terus sambil mentertawakan Cinderella. Setelah kedua orang kakak dan ibu tirinya pergi Cinderella duduk sendirian di dapur. Dia menangis mengenang nasibnya yang malang. Tiba-tiba dia terkejut kerana melihat sebutir cahaya berkelip-kelip tidak jauh darinya. Dari cahaya yang semakin membesar itu keluar seorang pari-pari yang cantik.
“Siapakah kau? Dari manakah kau datang?” tanya Cinderella sambil mengesat air matanya.
"Aku adalah pari-pari pengasuh kau,” jawab pari-pari yang cantik itu. “Sekarang beritahu aku adakah kau ingin pergi ke majlis putera raja di istana?”
“Ya, aku sangat ingin pergi ke majlis tu,” jawab Cinderella. Aku ingin bertemu dengan putera raja.”
“Aku boleh tunaikan permintaan kau itu,” jawab pari-pari itu lagi. Tapi ada syarat-syaratnya. Kau harus buat apa yang aku suruh.”
“Baiklah,” jawab Cinderella bersetuju.
“Mula-mula pergi ke kebun dan ambil buah labu yang palihg besar,” kata pari-pari itu. Cinderella terus berlari masuk ke dalam kebun lalu mengambil labu yang paling besar. Dia segera membawa labu itu masuk ke dalam taman. Pari-pari itu menyentuh labu itu dengan tongkat sakti. Tiba-tiba sesuatu yang ajaib pun berlaku. Labu itu menjadi kereta kuda yang cantik dan besar. Didalamnya terdapat kerusi baldu yang cantik, dihiasi langsir yang bewarna keemasan.
Cinderella memandang kereta kuda itu dengan rasa takjub dan kagum.
“Sekarang, bawakan aku enam ekor tikus,” kata pari-pari itu lagi. Cinderella segera masuk ke dapur. Dia mencari dibawah dapur dan dibelakang pintu. Tidak lama kemudian dia pun membawa enam ekor tikus di depan pari-pari itu. Tikus itu telah ditukarkan oleh pari-pari menjadi enam ekor kuda yang akan menarik kereta kuda itu.
“Kita telah memiliki kereta kuda untuk membawa kau ke istana. Sekarang aku perlukan seekor lagi tikus untuk menjadi pengiring dan pembantu kereta kuda.” Cinderella masuk ke dapur untuk mencari seekor lagi tikus. Setelah dia dapat menangkap tikus itu dengan segera diserahkannya tikus itu kepada pari-pari itu.
Kini kereta kuda itu telah lengkap dengan pemandunya yang berpakaian kemas dan cantik. “Sekarang kau boleh pergi ke majlis itu dan menemui putera raja!” kata pari-pari.
“Tapi bagaimana? Aku tidak boleh masuk ke dalam istana. Pakaianku buruk dan compang-camping. Tentu pengawal istana akan menghalau aku keluar.”
Pari-pari itu menyentuh Cinderella dengan tongkat saktinya. Serta-merta bajunya bertukar menjadi cantik. Rambut dan mukanya juga cantik berseri. “Dan inilah pemberian yang terakhir,” kata pari-pari itu lalu menyerahkan sepasang kasut emas yang cantik yang tidak pernah dibayangkan oleh Cinderella selama ini.
Cinderella merasa sangat gembira. Dia lalu memeluk pari-pari itu. Bila dia melangkah masuk ke dalam kereta kuda, pari-pari itu berpesan kepadanya. “Berjanjilah, kau akan pulang sebelum pukul dua belas tengah malam, anakku. Kerana di saat itu semuanya akan kembali kepada asalnya.”
Cinderella berjanji akan pulang sebelum dua belas tengah malam. Kereta itu dengan pantas berlari menuju ke istana. Apabila dia sampai didepan pintu istana, pengawal dengan hormat menyambut ketibaannya. Dia diiringi ke dewan istana. Di situ majlis tarian telah dimulakan. Semua orang yang berada di dewan itu memandang ke arahnya. Mereka sangat hairan melihat seorang gadis yang sangat cantik. Kedua orang kakak tirinya juga kehairanan.
Putera raja datang kepadanya lalu memimpin tangannya. Putera raja mengajaknya menari. Mereka menari sepanjang malam. Putera raja hanya mahu menari dengan Cinderella. Putera itu sangat tertarik dengan Cinderella. Tiada sesiapa di situ kenal padanya dan mereka semuanya merasa hairan dan kagum.
Raja dan permaisuri yang berada di atas singgahsana merasa kagum melihat kecantikan Cinderella. Cinderella pula hampir lupa pada dirinya dan janjinya pada pari-pari itu.
Cinderella terkejut bila menyedari setengah jam lagi menunjukkan pukul dua belas tengah malam. Dia mengucapkan selamat tinggal kepada putera raja dan meninggalkan istana. Sebaik sahaja dia sampai di rumah jam telah menunjukkan pukul dua belas tengah malam.
Setelah berehat dari kepenatan Cinderella mendapati kedua kakak tirinya pun pulang. Mereka asyik bercerita mengenai puteri yang sangat cantik yang tidak dikenali itu. “Putera raja telah jatuh hati kepadanya,” kata kakak tirinya yang tua. “Putera raja sanggup berbuat apa sahaja untuk mengetahui namanya dan di mana dia tinggal.”
Cinderella tersenyum mendengar kata-kata kedua orang kakak tirinya yang hodoh itu. “Adakah dia benar-benar kelihatan cantik?” tanya Cinderella. “Betapa beruntungnya kakak dapat melihat puteri itu.”
Cinderella tidak berkecil hati kerana dia akan pergi menemui putera itu pada malam esoknya. Pada keesokan harinya kedua orang kakak tirinya sibuk bersiap-siap hendak pergi ke istana. Pari-pari pengasuh Cinderella sampai sebaik sahaja kedua orang kakak tirinya itu pergi ke istana. Dia menggunakan tongkat saktinya lalu menukarkan pakaian Cinderella lebih cantik dari malam pertama.
Putera raja ternyata telah jatuh cinta pada Cinderella. Dia menunggu dan menyambut kedatangan Cinderella di depan pintu istana.
Cinderella hampir lupa pada dirinya kerana terlalu gembira. Dia tidak pernah merasa bahagia seperti itu sebelum ini. Masa berlalu dengan cepat tidak disedarinya waktu sudah pun dua belas tengah malam. Dia terkejut dan segera berlari pulang.
Cinderella takut pakaian cantik akan bertukar menjadi buruk dan kereta kudanya bertukar menjadi tikus kembali. Dia berlari keluar dan mendapati kereta kudanya telah bertukar. Cinderella berlari pulang dengan termengah-mengah.
Putera itu mengejar Cinderella dari belakang. Ketika menuruni tangga, kasut emas Cinderella telah tercabut. Tapi Cinderella tidak menyedarinya. Putera raja mengambil kasut itu. Bila kakak tirinya pulang ke rumah mereka sibuk bercerita. Putera jelita itu telah tertinggal kasut emasnya di istana dan ditemui oleh putera raja.
Pada awal pagi esoknya raja membuat pengumuman. Gadis yang mempunyai kaki yang sesuai dengan saiz kasut emas itu akan dijadikan isteri puteranya. Dia telah memerintahkan pengawalnya membawa kasut itu ke semua rumah di negeri itu untuk dicuba. Tapi tidak seorangpun yang dapat memakainya. Akhirnya pengawal istana itu tiba di rumah Cinderella.
Kedua-dua orang kakak tiri Cinderella sangat gembira hendak mencuba. Bila dia cuba memakai kasut itu dia menjadi marah. “Kenapa tidak muat?” kata kakak tirinya yang pertama. “Kaki aku kelihatan kecil sahaja!” rungutnya.
“Biar aku cuba,” kata kakak tirinya yang kedua. Bila kakak tirinya yang kedua memakainya, kasut itu jauh lebih besar hingga dia tidak boleh berjalan.
“Aku yakin kasut itu sesuai dengan aku tapi mengapa ia menjadi lebih besar dari kaki aku!”
“Adakah sesiapa lagi di dalam rumah ini yang hendak mencuba kasut ini?” tanya pengawal istana kepada kedua orang kakak tiri Cinderella. “Memang tidak ada sesiapa lagi,” jawab mereka.
Pengawal iatana itu terpandang Cinderella yang berada di situ. Hatinya berkata gadis itu cantik tapi pakaiannya compang-camping. Dia pun memanggil Cinderella untuk mencuba. Sebaik sahaja kasut itu tersarung dikakinya, ianya amat sesuai sekali membuat kedua orang kakak tirinya terkejut besar.
Disaat itu juga pari-pari muncul dihadapan mereka dengan tersenyum. Dia pun menyentuh Cinderella dengan tongkat saktinya lalu menukar pakaian Cinderella.
Kakak tiri Cinderella merasa marah dan cemburu. Pari-pari itu pun membawa dia ke kereta kuda yang sedia menanti.
Kereta kuda itu pun bergerak pergi menuju ke istana. Putera raja sangat gembira apabila akhirnya gadis kesayangannya ditemui. Keesokan harinya mereka pun berkahwin dan hidup aman damai.
BERHENTILAH MENGELUH
Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya.
Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kamu. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru.
Langganan:
Postingan (Atom)